Jerawat memang
susah dihindari. Namun dengan mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya, Anda
bisa mencegah, menghindari atau bahkan mengatasinya.
Berikut ini factor-faktor
yang dapat menyebabkan seseorang berjerawat, menurut Ary
Wulandari (2009) dan beberapa sumber lain.
Faktor
Stres
Stres
merupakan sebuah kondisi kejiwaan seseorang yang mengalami tekanan. Mengapa
stres dapat memicu timbulnya jerawat. Hal ini karena antara stres dan jerawat
memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Jika seseorang memiliki jerawat
banyak bisa jadi orang tersebut stres karena tidak percaya diri, begitu juga
sebaliknya jika seseorang itu stres maka akan memicu produktivitas hormon dan
akan memperbanyak produksi kelenjar minyak. Memang jerawat di wajah sering
mengganggu penampilan wajah wanita atau bahkan pria, akan tetapi banyak unsur
yang dapat memicu timbulnya jerawat di wajah, salah satunya ialah stres.
Stres juga
dapat menyebabkan kulit tidak cantik karena terjadi perubahan pada kulit dan
muka wajah yang cenderung cemberut dan tidak positif. Kondisi ini akan membuat
wajah tampak kusam, karena perubahan sel-sel yang membuatnya menjadi cemberut.
Apalagi jika terjadi stres dengan disertai tingkat emosional yang tinggi, maka
muka seseorang akan kelihatan hitam menyeramkan dan menakutkan. Jika wajah
terbiasa dengan kondisi seperti ini maka yang akan muncul atau membekas dalam
raut wajah ialah penampilan yang menakutkan, tidak bersahabat, cemberut dan
sejenisnya. Hal ini karena sel-sel dalam kulit wajah sudah diajak terbiasa
dengan kondisi wajah yang demikian.
Faktor
Genetik atau Keturunan.
Keturunan
merupakan faktor bawaan dari orang tua yang tidak dapat diubah. Terhadap suatu
penyakit tertentu, faktor keturunan atau gen biasanya memang senantiasa
menghinggapi seseorang. Jika orang tuanya menderita atau mempunyai riwayat
penyakit tertentu maka keturunannya yaitu anaknya juga biasanya akan mengalami
nasib yang sama meskipun kadang tidak separah orang tuanya. Atau malah lebih
parah dari orang tuanya jika ada pengaruh atau faktor lain yang dapat
memicunya.
Nah, penyakit
jerawat pun juga demikian. Jika orang tua Anda merupakan penderita jerawat pada
waktu masih muda (karena kemungkinan kalau udah usia lanjut mereka sudah tidak
berjerawat lagi), maka sangat dimungkinkan jerawat yang Anda peroleh sekarang
ini merupakan hasil dari keturunan genetika bapak atau ibu Anda. Sebab secara
genetik penyakit dalam hal ini jerawat, bisa diturunkan kepada Anda. Sejarah
jerawat keluarga Anda bisa menyumbang pada keberadaan jerawat Anda saat ini.
Oleh sebab
itu, gen atau keturunan juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Hal ini
terkait kondisi atau jenis kulit wajah dari orang tua Anda. Sebab jika kondisi
atau jenis kulit wajah orang tua Anda berminyak maka kulit wajah Anda akan
menirukannya. Dan sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa kulit berminyak
merupakan salah satu yang sangat riskan terhadap munculnya jerawat.
Faktor
Hormonal
Faktor ini
menitikberatkan pada aktivitas hormon. Maksudnya, adanya proses perubahan atau
siklus hormonal yang terjadi pada seseorang. Misalnya ketika seseorang
menginjak masa pubertas atau kedewasaan. Maka orang tersebut akan memproduksi
hormon seks (lelaki) yang disebut androgens yang lumayan banyak.
Sehingga hal ini dapat menyebabkan glands (kelenjar minyak) menjadi tambah
banyak dan sebum (kelenjar minyak) pun tambah banyak pula (salah satu penyebab
munculnya jerawat secara teknikal). Selain itu, pada masa siklus menstruasi
bagi perempuan bisanya juga akan terjadi perubahan hormonal yang dapat
mengakibatkan timbulnya jerawat.
Salah
satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah meningkatnya
produksi hormon testosterone, yang dimiliki oleh tubuh pria maupun wanita.
Hormon testosterone yang terdapat dalam tubuh pria maupun wanita memicu
timbulnya jerawat dengan merangsang kelanjar minyak (sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit
(sebum) secara berlebihan. Produksi minyak berlebih inilah yang dapat
menyebabkan timbulnya jerawat.
Faktor
Kelenjar Minyak Yang Hiperaktif
Beberapa
sumber mengatakan, kelenjar minyak yang terlalu berlebihan dapat dimungkinkan
karena salah makan atau memang sudah menjadi genetik seorang penderita jerawat.
Kelenjar minyak pada seseorang akan bertambah banyak apabila seseorang memakan
makanan yang banyak mengandung minyak. Semakin banyak kelenjar minyak maka
produksi minyak juga akan semakin bertambah. Inilah yang disebut dengan
kelenjar minyak yang hiperaktif. Minyak yang hiperaktif akan membuat
tersumbatnya folikel dan di sisi lain akan semakin memperbanyak pori-pori di
kulit. Sehingga jerawat yang muncul pun akan semakin banyak pula.
Faktor
Menumpuknya Sel Kulit Mati
Kulit mati
yang menumpuk dan terakumulasi akan menyebabkan tersumbatnya folikel dan
pori-pori pada kulit. Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa kondisi ini dapat
menyebabkan timbulnya jerawat. Hal ini karena kelenjar minyak tidak dapat keluar
oleh tidak adanya jalan keluar. Sehingga terbentuklah yang namanya komedo.
Kondisi ini jika semakin parah dapat menjadi jerawat yang terinfeksi oleh
bakteri jerawat.
Sel
kulit mati dapat menyebabkan tersumbatnya saluran folikel pada rambut.
Sedangkan kulit yang rawan terserang jerawat cenderung memproduksi lebih banyak
sel kulit Mati daripada kulit normal. Produksi sel kulit mati yang terlalu
banyak dan tidak terbuang dengan baik disebut dengan retention
hyperkeratosis. Hal ini dapat menyebabkan penyumbatan yang akhirnya
mengakibatkan jerawat (karena kelenjar minyak tidak dapat keluar melalui
folikel rambut).
Faktor
Adanya Bakteri di Pori-pori
Jerawat
memang bukan termasuk penyakit yang menular, namun beberapa keterangan
mengindikasikan bahwa bakteri dapat menyebabkan atau merangsang timbulnya
jerawat di wajah. Nah, bakteri yang berada di dalam pori-pori kulit tersebut
dapat menyebabkan munculnya jerawat. Pada masa pubertas, jumlah bakteri pada
permukaan kulit meningkat. Bakteri tersebut ialah Proprionibacterium acnes ( P. Acnes) dan
sstaphylococcus
epidermidis.
Dua jenis
bakteri ini merupakan bakteri yang dapat merangsang timbulnya jerawat sedangkan
khusus P. acnes merupakan jenis bakteri anaerobe. Meski demikian, keparahan
suatu jerawat tidak bergantung pada jumlah bakteri pada permukaan kulit atau di
saluran sebaceous (lorong dari kelenjar minyak).
Sementara
itu, jumlah dan aktivitas dari P. acnes
bakteri jerawat bervariasi sesuai dengan pasokan oksigen, nutrisi
penawaran dan pH. Bakteri P. acnes sendiri dapat menghasilkan enzim aktif dan
mediator inflamasi yang dapat berkontribusi pada kemunculan jerawat, termasuk
lipases. Lipases dapat
mengkonversi trigliserida pada sebum untuk asam lemak bebas.
Sedangkan Asam lemak bebas dapat meningkatkan penggumpalan dari
bakteri dan kolonisasi sehingga saluran menjadi tersumbat. Kondisi ini akan
menyebabakan peradangan
pada kulit wajah. Sehingga jenis jerawat yang timbul ialah jerawat dengan
disertai peradangan pada kulit.
Faktor
Iritasi Kulit atau Adanya Garukan
Iritasi
kulit atau adanya garukan pada kulit dapat juga menyebabkan timbulnya jerawat.
Hal ini karena iritasi atau garukan pada kulit dapat menyebabkan rusaknya
permukaan kulit wajah. Sehingga kelenjar minyak atau pori-pori kulit juga
menjadi rusak. Kelenjar minyak tidak dapat mengeluarkan minyak secara normal
karena pori-porinya telah tersumbat oleh garukan.
Faktor
Anabolic Steroid
Anabolic
steroid dapat
merangsang produksi minyak di kulit. Minyak yang dihasilkan oleh anabolic
steroid ini lumayan banyak sehingga mengundang beberapa jenis bakteri untuk
mendiaminya. Sehingga dapat menyumbat minyak dan menyebabkan terjadinya
jerawat.
Faktor
Lingkungan
Lingkungan
sekitar juga dapat menyebabkan kondisi yang membuat terangsangnya jerawat
menjadi tumbuh. Misalnya kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan pembengkakan
pada kulit. Sehingga muncullah iritasi pada kulit sehingga merusak pori-pori
yang mengeluarkan minyak. Selain itu, berada dalam lingkungan dengan kadar chlorine
yang tinggi, terutama chlorinated dioxins, dapat menyebabkan jerawat
serius yang disebut dengan Chloracne
Faktor
Diet
Diet memang
jarang dianggap sebagai faktor atau agen pemicu terjadinya jerawat. Namun diet
dapat dikaitkan dengan terjadinya hyperglycemia
atau peningkatan kadar gula dalam darah baik secara mendadak atau
perlahan (kronis). Nah, kondisi ini ternyata berpengaruh pada proses keratinisasi dan
peran hormon androgen
pada proses patofisiologi
terjadinya jerawat. Menurut hasil studi terbaru dari American Journal of Clinical
Nutrison pada Juli 2007 menyebutkan
bahwa ada pengaruh faktor diet atau nutrisi khususnya pada sisi glycemic load (GL)
dalam menyebabkan jerawat.
Menurut penjelasan Ary, Glycemic
index (GI)
merupakan suatu sistem peringkat untuk menilai seberapa cepat glukosa atau gula
dari suatu jenis makanan memasuki aliran darah, atau dapat dikatakan seberapa
cepat karbohidrat dalam makanan dapat meningkatkan kadar gula darah. Berbeda
dengan GI, GL tidak hanya menilai seberapa cepat glukosa dari makanan memasuki
peredaran darah, tetapi juga menilai seberapa banyak glukosa yang terkandung
dari makanan tersebut. Sehingga GL lebih menilai secara keseluruhan. GL
dinyatakan sebagai peringkat standar saji dari suatu makanan untuk dapat
meningkatkan kadar gula darah.
Makin rendah
GL, makin kecil kemampuan makanan yang disajikan memicu peningkatan gula darah
secara berlebihan. Makanan dengan GL yang tinggi dapat meningkatkan kadar gula
dalam darah sehingga terjadi suatu kondisi hiperinsulinemia.
Kondisi ini akan meningkatkan kadar IGF 1 (insulin
like growth factor) yang merangsang terjadinya jerawat lewat
peningkatan proses keratinisasi
pada folikel
polisebasea dan stimulasi hormon androgen
yang mengakibatkan produksi minyak atau sebum.
Faktor
Kesehatan
Ada anggapan
yang kurang tepat di tengah masyarakat kita mengenai debu dan jerawat. Mereka
menganggap debu atau kotoran dari luar merupakan penyebab utama terjadinya
jerawat. Kemungkinan kesalahpahaman ini lahir dikarenakan blackheads
(komedo hitam terbuka) tampak seperti kotoran yang tersangkut dalam pori-pori
kulit yang terbuka. Yang benar ialah, warna hitam pada kulit wajah tersebut
sesungguhnya bukanlah kotoran melainkan oxidized keratin. Terjadi karena
keratin teroksidasi sehingga menjadi hitam.
Nah, keratin
yang menyebabkan jerawat muncul itu ada jauh di dalam folikel atau saluran
rambut di mana mustahil untuk dibersihkan. Penyumbatan oleh keratin ini pada
dasarnya terjadi karena kesalahan atau kegagalan gerakan aliran sel untuk
berpisah dan muncul ke permukaan kulit dari minyak kulit yang diproduksi oleh
tubuh.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan sesuai dengan topik. Mohon Maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbau P*RN*GRAFI, OB*T, H*CK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan ditampilkan!