Inilah Rahasia Nabi Mengatasi Jerawat di Wajah Istrinya

Masalah jerawat tidak hanya melanda remaja masa kini. Sejak zaman Nabi, jerawat ternyata sudah menjadi masalah serius yang mempengaruhi penampilan seseorang. Namun Nabi memiliki cara ampuh tersendiri untuk mengatasinya yang di anjurkan kepada istrinya. Bagaimana caranya?

Dalam sebuah kesempatan, Nabi saw bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, maka sembuhlah si penderita dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Jabir R.A).

Sabda nabi SAW tersebut merupakan spirit bagi para sahabat kala itu untuk senantiasa mencari obat bagi suatu penyakit yang sedang menyerang sahabat. Ada kalanya memang nabi sendiri yang menganjurkan obatnya secara langsung. Hal ini menandakan bahwa, jauh sebelum bermacam-macam modern ditemukan, nabi sesungguhnya sudah memberikan berbagai macam obat yang tidak dapat menimbulkan efek samping. Seperti jika ingin sehat, berhentilah makan sebelum kenyang atau anjuran bahwa puasa adalah menyehatkan.

Secara ilmiah, saat ini telah ditemukan bahwa cara nabi tersebut memang dapat memberi pengaruh kesehatan bagi tubuh manusia, sehingga berbagai macam penyakit baik itu kronis dapat dihindarinya. Tak terkecuali dengan permasalahan jerawat, nabi juga tidak lupa untuk memberinya obat yang tidak menimbulkan efek samping.

Sebagaimana disebutkan oleh Lukman Hakim Zuhdi (2009), bahwa minyak Wangi Dzarirah dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit jerawat. Bila Anda sudah jemu dan alergi terhadap berbagai macam obat jerawat modern yang tak kunjung meredam dan menghilangkan permasalahan jerawat Anda, cobalah mengikuti apa yang disarankan Rasulullah SAW.

Sebagaimana dijelaskan Lukman, adalah Ibnu As-Sunni yang memperoleh informasi dari beberapa istri nabi. Istri-istri nabi bercerita, suatu hari Rasulullah SAW menemui mereka. Rasulullah kemudian melihat di antara jari mereka tumbuh semacam jerawat. Rasulullah lantas bertanya, “Engkau punya minyak wangi dzarirah?.” Mereka menjawab, “punya”. Rasulullah berkata, “Bubuhkan di jerawatmu itu seraya membaca doa, ‘Ya Allah yang mengecilkan yang besar dan membesarkan yang kecil, kecilkanlah jerawatku ini.”

Hadits yang diakui oleh Adz-Dzahabi di atas dikeluarkan oleh Al-Hakim. Adz-Dzahabi mengatakan sanadnya adalah shahih, meski Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak mengeluarkannya. Sedangkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim diriwayatkan, Siti Aisyah menceritakan bahwa dirinya yang memegang minyak wangi dzarirah membubuhi minyak itu kepada Rasulullah. Peristiwa itu terjadi pada hajjatul wada’ (haji perpisahan) untuk melakukan tahallul (mencukur rambut) dan ihram.

Berdasarkan hadits tersebut, maka dapat diketahui bahwa minyak wangi dzarirah dapat digunakan untuk mengobati jerawat yang hinggap pada bagian tubuh, terutama wajah. Nabi Saw memang tidak menyebutkan bentuk jerawatnya secara spesifik. Namun, tidak sedikit orang yang meyakini bahwa minyak wangi dzarirah –insya Allah—dapat mencakup semua jenis penyakit jerawat.

Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, jerawat atau dalam bahasa Arab disebut “batsrah” adalah sejenis benjolan kecil yang terdiri dari semacam zat panas yang tumbuh secara alami. Jerawat perlu ditunggu agar agak matang, baru dipecahkan dan dikeluarkan isinya. Minyak wangi dzarirah mengandung khasiat untuk melakukan proses itu. Ia bisa mematangkan dan mengeluarkan isi jerawat, di samping memberikan bau yang wangi. Selain itu, obat itu dapat mendinginkan panas jerawat.

Menurut Lukman, dzarirah sendiri sebenarnya adalah obat India yang berupa wewangian yang dibentuk dari sari batang pohon dzarirah. Sifatnya yang panas dan kering berguna mengatasi jerawat, radang lambung, liver dan kekurangan cairan tubuh, bahkan dapat pula menguatkan jantung. Karena itu, tidak salah kiranya jika ilmuwan muslim dan para dokter ahli perlu meneliti kehebatan, khasiat dan kandungan minyak wangi dzarirah, seperti dianjurkan nabi Saw.

Anda juga dapat mencoba untuk menggunakannya sebagai obat jerawat. Anda tidak perlu khawatir karena obat ini tidak memberi efek samping yang negatif, bahkan justru dapat memberi manfaat lainnya seperti yang telah disebutkan di atas.